Apabila Eropa mengalami “saeculum obscurum” atau “Dark Ages” atau “Migration Period” atau istilah baru yang anggap ‘politically correct’ - “Early Middle Ages”, manusia dan ilmu dikatakan mengalamikejatuhan dan kemurungan intelektual. Meskipun demikian, sewaktu itu Zaman Kegelapan Eropa, Islam dan komunitas di dalamnya, baik muslim mahupun non-muslim, berkembang dan menjadi pembela dan pembangun ilmu pengetahuan yang hebat dan beretika. Apa yang dikatakan Renausance itu sebetulnya bertitik-tolak dan bermula dari tamadun atau peradaban Islam, semasa zaman kegelapan Eropa. Teradapat banyak penerobosan “breakthrough” fikiran, lonjakan paradigma, pembangunan bidang dan eksplorasi ilmu baru yang muncul. Kegemilangan ilmu dan ilmuwan ini berlaku di bawah lembayung kesepaduan ilmu yang utuh tanpa dipisahkan ilmu akli dari naqli, tanpa dipisahkan langit dari bumi, Tuhan dari hamba, batin dari zahir, atau roh dari jasad. Pemekaran ilmu ini berlaku sebelum kolonisasi barat dalam berbagai bentuk, termasuklah pendekatan positivisme distruktif yang menjelma dan akhirnya, tidak membantu tetapi membantut, tidak membina malahan membinasa ilmu, manusia dan masyarakat. Kegemilang diganti kolonisasi. Kolonisasi ilmu, minda-fikiran dan hati-naluri ini tidak melestarikan alam dan warisan indah dengan misi “stewardship” dan “guardianship” khalifatullah yang diutuskan untuk menjaga alam, bahkan melahirkan manusia yang melihat dirinya sebagai epicenter dan maharaja alam justertu memesongkan “sustainable future and temporal trajectories” alam kita ke era Anthropocene yang suicidal kepada diri sendiri dan segala di dalam alam ini, yang tinggal rataratanya timbunan tulang ayam dan sampah plastik.
Kata Pengantar v
Mukadimah ix
Daftar Isi xi
Bab 1 Pembentukan Ilmu Pengetahuan 1
A. Fokus dan Status Pengetahuan 3
B. Ilmu Sosial dan Ilmu Murni 3
C. Asumsi Ontologis dan Epistemologis 5
Bab 2 Paradigma dalam Ilmu Pengetahuan 7
A. Thomas Kuhn dan Sejarah Ilmu Pengetahuan 7
B. Revolusi Ilmiah dan Perubahan Paradigma 9
C. Pengertian Paradigma 11
D. Mengeksplorasi Paradigma Islam 11
E. Pemikiran Inti Penelitian dalam Tradisi Islam 14
F. Asumsi Ontologis Islam 15
G. Langkah dan Prinsip Penelitian 17
H. Asumsi Epistemologis Islam 18
Bab 3 Strategi Penelitian Induktif 21
A. Pemikiran Inti 21
B. Pelopor Strategi Penelitian Induktif 22
C. Asumsi Ontologis 22
D. Asumsi Epistemologis 24
E. Pengamatan dalam Tradisi Islam 25
F. Tiga Prinsip dan Empat Tahapan Strategi Penelitian
Induktif 27
G. Kritik terhadap Strategi Penelitian Induktif 28
H. Tanggapan Terhadap Kritik 29
I. Dua Orientasi Strategi Penelitian Induktif dan
Aplikasinya 30
J. Falsafah Positivisme 31
K. Lima Pilar Positivisme 32
L. Pendekatan Positivisme untuk Ilmu Murni 34
M. Tiga Varietas Utama Positivisme 35
N. Positivisme dan Naturalisme 35
O. Aplikasi Penelitian Induktif 36
Strategi Penelitian Deduktif 41
A. Pemikiran Inti 41
B. Pelopor Penelitian Deduktif 42
C. Penelitian Deduktif dalam Tradisi Islam 42
D. Ontologi dan Epistemologis 44
E. Enam Langkah dari Strategi Penelitian Deduktif 47
F. Teori Durkheim: Ilustrasi Pendekatan Deduktif 48
G. Enam Kritik pada Strategi Penelitian Deduktif 49
H. Filosofi Rasionalisme Kritis 50
I. Whewell dan Post-Positivisme 51
J. Versi Karl Popper dan Enam Pernyataan 52
K. Tambahan Refleksi 53
L. Aplikasi Penelitian Deduktif 55
Strategi Penelitian Retroduktif 59
A. Pemikiran Inti 59
B. Pelopor Strategi Penelitian Retroduktif 60
C. Penelitian Retroduktif dalam Tradisi Islam 60
D. Asumsi Ontologis dan Epistemologis 61
E. Delapan Esensi Strategi Penelitian Retroduktif 63
F. Tujuh Poin Refleksi Strategi Penelitian Retroduktif 64
G. Falsafah Saintifik Realisme 65
H. Versi Struktural Bhaskar 66
I. Versi Konstruktif Harré 70
J. Aplikasi Penelitian Retroduktif 73
Bab 6 Strategi Penelitian Abduktif 77
A. Pemikiran Inti 77
B. Strategi Khusus 79
C. Asumsi Ontologis 82
D. Asumsi Epistemologis 83
E. Enam Prinsip Strategi Penelitian Abduktif 84
F. Dua Tahapan Strategi Penelitian Abduktif 85
G. Tipe yang Ideal 85
H. Perbedaan antara Orde Konstruksi 86
I. Falsafah Interpretivisme 88
J. Dasar-Dasar Hermeneutika 89
K. Friedrich Schleiermacher 90
L. Wilhelm Dilthey 91
M. Edmund Husserl 92
N. Max Weber 93
O. Alfred Schutz 95
P. Paul Ricoeur 96
Q. Anthony Giddens 98
R. Aplikasi Penelitian Abduktif 99
Bab 7 Esai-esai Sosiologi dengan Menggunakan Islamic Social
Science Research Methodology 103
A. Pemahaman Agama dari Ideal-Rasional ke Pragmatis
Materialistik: Fenomena Masyarakat Islam Indonesia
Ishomuddin 103
B. Puasa Ramadhan: Ritual dalam Bingkai Etalase
Muhammad Hayat 120
C. Potensi dan Dampak Covid-19 Pada Sektor Pariwisata
Mochamad Aan Sugiharto & Awan Setia Dharmawan 136
Daftar Pustaka 151
Indeks 157
Tentang Penulis 161