Pemupukan merupakan salah faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas dan kualitas produk tanaman bawang merah. Kebutuhan unsur hara bagi tanaman jika tidak terpenuhi, maka akan terjadi penurunan produktivitas tanah dan tanaman bawang merah. Apabila penggunaan pupuk anorganik berlebihan dan tidak berimbang merupakan pemborosan penggunaan pupuk serta menyebabkan turunnya kandungan bahan organik tanah, kemampuan tanah menyimpan dan melepaskan hara serta air bagi tanaman sehingga produktivitas lahan semakin menurun. Efisiensi pemupukan tidak hanya berperan penting dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani bawang merah, juga terhadap keberlanjutan sistem produksi, kelestarian lingkungan, dan penghematan sumberdaya energi. Wilayah di Jawa Timur mempunyai tingkat kesuburan tanah dengan status hara yang berbeda-beda sehingga diperlukan pemupukan secara berimbang dan spesifik lokasi. Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai status semua hara esensial seimbang dan optimum dalam tanah sehingga mampu meningkatkan produksi dan mutu hasil bawang merah, meningkatkan efisiensi pemupukan dan kesuburan tanah serta menghindari pencemaran lingkungan. Pemupukan berimbang tidak harus menggunakan semua jenis pupuk, dan sumber hara dapat berupa pupuk tunggal, pupuk majemuk, atau kombinasi keduanya, termasuk pupuk organik. Penentuan dosis pemupukan pada tanaman bawang merah sangat diperlukan untuk memperoleh kuantitas dan kualitas hasil serta efisiensi biaya pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman bawang merah dipengaruhi oleh varietas, umur, hasil atau biomasa yang dihasilkan tanaman, dan faktor lingkungan. Ada beberapa pendekatan untuk menentukan dosis pupuk, yaitu analisis tanah atau daun di laboratorium tanah dan tanaman, analisis tanah secara cepat menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), dan menggunakan program My Agri atau kombinasi program My Agri dengan data status hara tanah berupa arahan pemupukan spesifik lokasi pada bawang merah per kecamatan di masing-masing kabupaten/kota di Jawa Timur. Penentuan arahan pemupukan spesifik lokasi dibuat berdasarkan variasi antara 3 status hara P tanah (rendah, sedang, dan tinggi) dan 3 status hara K tanah (rendah, sedang, dan tinggi) berdasarkan peta skala 1 : 250.000 oleh Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Peta status hara P dan K secara kualitatif, dilakukan interpretasi atau penilaian secara kuantitatif (angka) sesuai kriteria nilai status hara dalam program pemupukan My Agri oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Badan Litbang Pertanian, yaitu : status hara N rendah (< 0,10% - 0,20%), N sedang (0,21% - 0,50%) dan N tinggi (0,51% - > 0,75%), status hara P rendah (< 15% - 20%), P sedang (21% - 40%) dan P tinggi (41% - > 60%), dan status hara K rendah (<10% - 20%), K sedang (21% - 40%) dan K tinggi (41% - > 60%). Dari peta status hara P dan K lahan sawah per kecamatan di masing-masing kabupaten/kota di Jawa Timur yang telah dilakukan penilaian secara kuantitatif, digunakan untuk mengisi tabel dalam program pemupukan My Agri dengan memilih komoditas bawang merah dan menggunakan pupuk majemuk (Phonska) dalam luasan per hektar, maka akan keluar arahan pemupukan sesuai kebutuhan pupuk Urea, ZA dan Phonska untuk tanaman bawang merah per kecamatan. Pemupukan spesifik lokasi per kecamatan di masing-masing kabupaten di Jawa Timur mempunyai kisaran dosis pemupukan tunggal yaitu Urea : 200-425 kg/ha, ZA : 400-500 kg/ha, SP-36 : 75-225, dan KCl : 50-125 kg/ha, sedangkan pemupukan majemuk mempunyai kisaran dosis NPK Ponska : 200-525 kg/ha, Urea : 175-400 kg/ha, dan ZA : 250-500 kg/ha.
Penggunaan pupuk bersubsidi yaitu Urea, SP-36, ZA, NPK dan Organik agar dapat digunakan secara efisien, efektif dan tepat sasaran dengan pemupukan berimbang spesifik lokasi berdasarkan arahan dalam tabel pemupukan spesifik lokasi pada bawang merah. Disamping itu, arahan pemupukan spesifik lokasi pada bawang merah dapat membantu untuk penetapan alokasi pupuk bersubsidi untuk masing-masing kelompok tani per kecamatan dalam penyusunan e-RDKK. Untuk itu, diperlukan komitmen dan peran aktif semua pihak yang terkait dalam pengawalan dan pengawasannya, sehingga ketersediaan pupuk bersubsidi dapat terjamin secara tepat jumlah, jenis, waktu, tempat, mutu dan harga.
Kata Pengantar ~ v
Prakata ~ vii
Daftar Isi ~ ix
Daftar Tabel ~ xi
Daftar Gambar ~ xiii
Daftar Lampiran ~ xv
1. Pendahuluan ~ 1
2. Pupuk dan Pemupukan ~ 5
A. Pemupukan Berimbang ~ 6
B. Peranan Pupuk Organik ~ 8
C. Peranan Pupuk Anorganik ~ 11
3. Prosedur Penetapan Kebutuhan Pupuk ~ 19
4. Implementasi Pemupukan Bawang Merah ~ 23
A. Pemupukan Pertama atau Pemupukan Dasar ~ 23
B. Pemupukan Susulan Pertama ~ 24
C. Pupuk Susulan Kedua ~ 24
5. Penutup ~ 25
Daftar Pustaka ~ 27
Indeks ~ 35
Lampiran ~ 37
Tentang Penulis ~ 87