Secara kontinyu organisasi berusaha merancang dan melakukan program perubahan, misalnya melakukan reorganisasi, merger, mengubah strategi bisnis, relokasi, dan perubahan teknologi. Tujuannya adalah agar organisasi dapat berkompetisi, berkembang, beradaptasi, dan dapat hidup dalam lingkungan yang terus-menerus berubah. Dalam implementasinya, ada organisasi yang sukses tetapi tidak sedikit yang gagal melakukan perubahan. Berdasar pengkajian ditemukan bahwa faktor respon karyawan merupakan variabel utama yang berada di belakang keberhasilan atau kegagalan program perubahan organisasi. Ada karyawan yang merespon perubahan dengan jalan menerima dan bersedia terlibat secara aktif dalam implementasi perubahan, tetapi sebaliknya ada juga yang menarik diri dan menunjukkan penolakan terhadap perubahan. Buku ini menjelaskan respon individu terhadap program perubahan organisasi dari perspektif psikologi. Penjelasan perspektif psikologi mencakup faktor individual, situasional dan proses perubahan. Faktor individual diantaranya menjelaskan bagaimana peran aspek kepribadian, gaya kognitif, perceived control, personal resilience, self efficacy, personal values, emotional involvement, organizational commitment, cynicism, coping behavior, personal impact, sensemaking, altruistic Organizational Citizenship Behavior, autonomy, dan oganizational identification mempengaruhi respon terhadap perubahan organisasi. Kajian mengenai faktor situasional diantaranya bagaimana kepemimpinan, leader-member exchange, trust in organization, organizational climate, iklim dan budaya organisasi berpengaruh pada respon terhadap perubahan. Faktor proses perubahan berkaitan dengan cara bagaimana perubahan itu dikomunikasikan dan diimplementasikan di dalam organisasi. Faktor proses perubahan dapat mencakup keterlibatan atau partisipasi dalam proses perubahan, komunikasi, dan informasi tentang perubahan. Buku ini juga mempelajari terbentuknya respon terhadap perubahan organisasi melalui beberapa kelompok teori, yaitu yang berbasis pada pengaruh sosial, diantaranya adalah social exchange theory, social identity theory, dan social information processing approach. Kelompok teori yang berbasis pada perbedaan individual adalah self regulation theory, the traits personality perspective dan theory of personal values. Juga kelompok teori yang berbasis pada informasi, diantaranya: uncertainty reduction theory, information processing approach, behavioral decision making approach, dan schematic approach.
Prakata ~ v
Daftar Isi ~ vii
Bab 1. Pendahuluan ~ 1
Perubahan Organisasi ~ 2
Peran Pemimpin Perubahan ~ 9
Bab 2. Sikap Terhadap Perubahan Organisasi ~ 15
Sikap sebagai Disposisi ~ 17
Sikap sebagai Emosi ~ 18
Sikap sebagai Model Trikomponen ~ 20
Resistensi sebagai Sikap Negatif terhadap Perubahan Organisasi ~ 21
Bab 3. Faktor-Faktor Anteseden Respon Terhadap Perubahan Organisasi ~ 23
Faktor Individual ~ 23
Faktor Situasional ~ 23
Faktor Proses Perubahan ~ 34
Bab 4. Perspektif Teori Tentang Respon Terhadap Perubahan Organisasi ~ 39
Kelompok Teori Berbasis Pengaruh Sosial ~40
Kelompok Teori Berbasis Perbedaan Individual ~ 41
Kelompok Teori Berbasis Informasi ~43
Bab 5. Ketersediaan Informasi dalam Perubahan Organisasi ~ 47
Bab 6. Gaya Kognisi dan Need For Cognition ~ 53
Gaya Kognisi Analitik ~ 56
Gaya Kognisi Intuitif ~58
The Need for Cognition ~ 59
Bab 7. Efek Pembingkaian Informasi dalam Implementasi Perubahan Organisasi ~ 63
Prospect Theory ~ 64
Simple Cue Effect ~ 68
Negativity Bias Hypothesis ~ 69
Pembingkaian Informasi ~ 70
Pembingkaian Atribut (atribute framing) ~ 72
Pembingkaian Aksi (Action Framing / Goal Framing) ~ 75
Daftar Pustaka ~ 79
Indeks ~ 95
Biodata Singkat Penulis ~ 97
"Menghadapi Tantangan Manajemen Efektifitas di Era Perubahan: Resensi Buku Psikologi Perubahan”
“It is not the strongest of the species that survives,
nor the most intelligent, but the one most responsive to change”.
(Charles Darwin)
Pernyataan ini relate dengan globalisasi teknologi dan budaya saat ini. Tidak dapat dipungkiri, dalam kehidupan kita sehari-hari, mulai dari perubahan cuaca, perubahan tingkat pendidikan yang kita tempuh, perubahan suasana lingkungan kerja hingga perubahan roda kekuasaan suatu wilayah. Perubahan berarti transisi, “dari” menuju “ke”, psikologi perubahan organisasi dalam buku ini berfokus pada bagaimana individu dalam organisasi merespons dan beradaptasi terhadap perubahan struktural, kultural, atau strategis. Dalam “berkembang” memahami psikologi perubahan organisasi sangat penting untuk memastikan transisi yang sukses dan meminimalkan efek samping perubahan itu sendiri.
Karya Tulus Winarsunu ini merupakan referensi ilmu manajemen bagi mereka yang menghendaki “Efektivitas Perubahan” dan cara menyikapinya. Misalnya, satu perusahaan dengan banyak pegawai namun kekurangan SDM memadai, sehingga perlu adanya pelatihan skill atau perubahan karyawan. Dalam buku ini, Tulus jelaskan teori dasar psikologi perubahan, termasuk konsep resistensi terhadap perubahan, peran kepemimpinan, dan adaptasi budaya.
Salah satu yang perlu digaris bawahi dari buku ini adalah pembahasan mengenai cara menyikapi perubahan, secara spesifik "judgement" atau interpretasi yang berkaitan dengan "readiness for change". Interpretasi ini memiliki pengaruh signifikan pada "response to change". Sebagai contoh, perasaan bahagia dapat menurunkan kemampuan individu dalam melakukan pemrosesan informasi karena menyebabkan individu merasa semuanya baik-baik saja sehingga merasa tidak perlu meneliti informasi dengan cermat. Sedangkan perasaan negatif memberi isyarat bahwa ada sesuatu yang salah sehingga individu merasa perlu melakukan sesuatu. Hal ini penting karena secara tidak langsung mempengaruhi keberhasilan produktivitas dan moral di tempat kerja.