Negara Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas perairan kurang lebih tiga kali luas wilayah daratan. Memiliki potensi yang besar bagi dari hasil perikanan, industri kelautan, jasa kelautan baik transportasi hingga industri pariwisata dengan zona ekonomi khusus 200 mil laut. Potensi yang ada belum dikelola dengan seimbang dan sinergitas yang maksimal makan akan menimbulkan masalah. Salah satunya yaitu tingkat kesejahteraan para rumah tangga nelayan sebagai masyarakat yang hidup dan bergantung pada sumber daya alam tersebut. Kondisi ketidakberdayaan/ ketidakmampuan masyarakat pesisir meliputi kedidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan, khususnya ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan produktif serta ketidakbedayaan dalam mengelola sumberdaya sosial dan ekonomi. Fenomena rendahnya tingkat kesejahteraan nelayan ini tetap menjadi masalah nasional sampai kini. Bahkan pada tahun 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia melalui Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia mengeluarkan peraturan Nomor 5/PERMEN-KP/2014 tentang Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) yaitu suatu peraturan yang mengatur sistem manajemen sistem rantai pasokan ikan dan produk perikanan, bahan dan alat produksi serta informasi mulai dari pengadaan, penyimpanan sampai dengan distribusi, sebagai suatu kesatuan dari kebijakan untuk meningkatkan kapasitas dan stabilitas sistem produksi perikanan hulu-hilir, pengendalian disparitas harga, serta untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sehingga kondisi hasil laut di Indonesia memerlukan kebijakan di tingkat sistem manajerial, oleh karena itu menjadi menarik untuk dikaji lebih lanjut berkaitan dengan bagian dari regulasi tersebut di tingkat implementasi. Berkaitan dengan fenomena yang ada maka penelitian ini ditekankan pada hasil yang memberikan kontribusi di desa pesisir dengan menggunakan model pemberdayaan masyarakat partisipatif integrative bagi rumah tangga nelayan dengan pendekatan mindset kewirausahaan. Dikaji dan diformulasikan model pemberdayaan yang tepat bagi rumah tangga nelayan agar spirit kewirausahaan meningkat dan juga mampu bersaing lebih kuat agar pendapatan mereka meningkat dan juga produksi ikan olahan dapat bersaing di pasar regional (Jawa Timur) dan pada gilirannya dapat bersaing di tingkat nasional. Temuan model pemberdayaan masyarakat partisipatif integratif dengan pendekatan mindset kewirausahaan menggambarkan pentingnya konsep ‘mindset kewirausahaan’ bagi para nelayan/rumah tangga nelayan di era pasar bebas. Kedua, secara praktik, model ini dapat diterapkan dalam membangun desa pesisir khususnya berkaitan dengan program pemerintah yang dicanangkan berdasarkan berbagai kebijakan yang ada.
Prakarta ~ v
Daftar Isi ~ vii
Daftar Tabel ~ ix
Daftar Gambar ~ x
Ringkasan ~ xi
Bab 1 Pendahuluan ~ 1
A. Latar Belakang ~ 1
B. Urgensi ~ 5
C. Metode Kajian ~ 6
Bab 2 Pemberdayaan Masyarakat ~ 13
A. Pemberdayaan Masyarakat sebagai Strategi Pembangunan Masyarakat ~ 13
B. Pemberdayaan Masyarakat sebagai Strategi Pembangunan Masyarakat ~ 17
C. Tujuan dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat ~ 20
D. Human Capital dan Spirit Kewirausahaan dalam Pembangunan ~ 25
E. Studi Pendahuluan dan Peta Jalan Penelitian ~ 28
Bab 3 Pemberdayaan Rumah Tangga Nelayan ~ 35
A. Tahap Penelitian ~ 35
B. Hasil Pemberdayaan Rumahtangga Nelayan dengan Penguatan Spirit Kewirausahaan yang Berdaya Saing di Dua Pohlasar ~ 50
Bab 4 Penutup ~ 61
A. Kesimpulan ~ 61
B. Implikasi ~ 62
Daftar Pustaka ~ 63
Indeks ~ 67
Glosarium ~ 69