Struktur yang sangat kompleks dari tubuh manusia diperantarai dan diintegrasikan oleh sistem syaraf dan sistem endokrin, sehingga rangsangan yang mengganggu susunan saraf pusat juga mengubah fungsi sistem endokrin. Sistem endokrin tersusun dari kelenjar-kelenjar yang mensintesa dan mensekresi zat yang disebut hormon. Hormon-hormon menyebabkan perubahan biokimia dan fisioliogis yang memerantarai berbagai pengaturan fungsi tubuh. Kombinasi dari hormon dengan reseptornya dapat menimbulkan perubahan-perubahan di dalam sel melalui mekaisme messenger kedua di dalam sel atau translokasi dari kompleks hormon-reseptor ke dalam inti. Hormon memiliki modalitas pengaturan umpan balik, dimana produk hormonal dari kelenjar sasaran bekerja menghambat pelepasan hormon tropik hipofisis yang bersesuaian. Penyakit endokrin dapat dipahami melalui aktivitas metabolik dari hormon yang terlibat, seperti Diabetes Mellitus (DM) yang terjadi karena gangguan produksi hormon insulin.DM merupakan penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Manifestasi klinis DMberhubungan dengan konsekuensi metabolik defisiensi insulin. Komplikasi yang terjadi pada DM dapat terjadi secara akut maupun kronis. Komplikasi akut meliputi : koma hipoglikemi, ketoasidosis diabetik (KAD) dankoma hiperosmolar non ketotik (KHONK).Komplikasi kronis (mikrovaskular dan makrovaskular) terjadi setelah 5 sampai 20tahun menderita DM. Komplikasi tersebut yaitu retinopati diabetik, nefropati diabetik, neuropati diabetik, penyakit jantung koroner, stroke, kaki diabetik (ganggren). Pengobatan pasien DM meliputi pendekatan non farmakologis dan farmakologis. Pendekatan non farmakologis berupa perencanaan makan/terapi nutrisi medik dan kegiatan jasmani. Apabilapendekatan non farmakologis belum mencapai sasaran, dilanjutkan pendekatan farmakologis dengan menggunakan obat hipoglikemi oral dan insulin. Obat hipoglikemia oral antara lain sulfonilurea, biguanide, inhibitor α glukosidase, tiazolidinedianes,meglitinid,obat-obat yang berbasis incretin(GLP-1 analog dan DPP IV inhibitor) dan dopamin 2 agonis. Preparat insulin yang digunakan adalah insulin yang memiliki kerja cepat, sedang dan panjang.
Prakata - v
Daftar Isi - vii
Bab 1 Prinsip Dasar Mekanisme Pengaturan Endokrin dan Metabolisme - 1
A. Fungsi Sistem Endokrin - 1
B. Hormon-hormon - 2
C. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin - 4
D. Penyakit pada Sistem Endokrin - 8
Bab 2 Pankreas - Metabolisme Karbohidrat dan Diabetes Melitus - 11
A. Peranan Pankreas dalam Pengaturan Metabolisme Glukosa - 1
B. Tes Toleransi Karbohidrat - 12
C. Definisi Diabetes Melitus - 13
D. Klasifikasi Diabetes Melitus - 14
E. Patofisiologi Hormone dan Diabetes Mellitus - 15
F. Gambaran Klinis dari Diabetes Melitus - 20
G. Diagnosis Diabetes Melitus - 21
H. Terapi Diabetes Melitus - 23
I. Komplikasi Diabetes Melitus - 64
J. Paramater Kendali Diabetes Melitus - 69
Bab 3 Komplikasi Kronik Diabetes Melitus dan Penanganannya - 73
A. Komplikasi Kronis Diabetes Melitus - 73
B. Pengenalan Komplikasi Kronik Diabetes Mellitus - 77
C. Nefropati Diabetik - 79
D. Retinopati Diabetik - 89
E. Neuropati Diabetik - 102
Bab 4 Hipoglikemi pada Pasien Diabetes Melitus - 111
A. Definisi - 111
B. Patogenesis - 112
C. Gejala Klinis - 113
D. Etiologi Hipoglikemi pada Diabetes Melitus - 116
E. Diagnosis Hipoglikemi - 118
F. Pengobatan Hipoglikemi - 118
G. Prognosis - 120
Bab 5 Ketoasidosis Diabetikum - 121
A. Patofisiologi - 121
B. Gambaran Klinis - 122
C. Diagnosis Ketoasidosis Diabetikum - 122
D. Perubahan Kadar Elektrolit - 123
E. Pengobatan Ketoasidosis Diabetikum - 123
F. Tindakan Umum - 124
G. Faktor Pencetus - 125
Bab 6 Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHONK) - 127
A. Patogenesis - 127
B. Gejala Klinis - 129
C. Gambaran Laboratorium - 130
D. Pengobatan KHONK - 130
E. Prognosis - 131
Daftar Pustaka - 133
Glosarium - 137
Indeks - 141
Tentang Penulis - 147