Problem pakan unggas di Indonesia akan selamanya ada, selama ternak masih berorientasi pada produktivitas. Masalah yang terjadi adalah kurangnya kuantitas pakan dan kualitas pakan, harga pakan yang berkecenderungan tidak stabil dan tingkat ketersediaan yang secara simultan terus berkurang. Semuanya saling kait mengkait sehingga apabila problem ada di salah satu bagian, hal itu berarti juga menjadi problem bagian lain pula. Kondisi kualitas pakan di Indonesia masih memprihatinkan karena umumnya pakan kurang berkualitas, belum ada standarisasi kualitas pakan dan masih beragamnya kualitas masing-masing bahan pakan. Problem kuantitas pakan terjadi karena beberapa hal, yaitu kurang imbangnya laju pertambahan jumlah ternak unggas dengan laju pertambahan pakan unggas, kurang intensifnya pertambahan lahan untuk penanaman tanaman pakan unggas, tidak ada kebijakan khusus dari pemerintah untuk meningkatkan kuantitas pakan unggas, ketersediaan pakan yang kurang dan lain-lain yang menyebabkan Indonesia masih menggantungkan diri pada import pakan. Harga pakan cenderung selalu berubah setiap saat tergantung situasi dan kondisi politik, alam dan pasar. Apabila hal ini terus berlangsung, problem pakan di Indonesia akan semakin berat. Oleh sebab itu diperlukan berbagai macam pemecahan yang dapat dilaksanakan secara simultan dan komprehensif dalam hal pakan ini. Salah satu upaya untuk mengurangi problem pakan adalah berusaha untuk mencari bahan pakan alternatif unggas. Umumnya bahan pakan ini berasal dari tanaman yang kurang dikenal dan limbah tanaman, ternak ataupun industri. Karena umumnya berasal dari sesuatu yang kurang umum sehingga dinamakan bahan pakan non konvensional.
PRAKATA PENULIS v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL xvii
DAFTAR GAMBAR
BAB 1. PENDAHULUAN 1
A. Kondisi Aktual Bahan Pakan Unggas 1
B. Problem Bahan Pakan Konvensional 11
C. Pemecahan Masalah Bahan Pakan Unggas 18
BAB 2. PENGGOLONGAN BAHAN PAKAN UNGGAS 25
A. Hijauan Kering/Dry Forages/Rouhages 25
B. Hijauan Segar (Pasture) 26
C. Silase 27
D. Sumber Energi 28
E. Sumber Protein 31
F. Sumber Vitamin 35
G. Sumber Mineral 51
H. Sumber pakan tambahan 63
BAB 3. BAHAN PAKAN NON KONVENSIONAL 73
A. Definisi Bahan Pakan Non Konvensional 73
B. Penggolongan Bahan Pakan Non Konvensional 74
C. Pengolahan Bahan Pakan Non Konvensional 78
BAB 4. BAHAN PAKAN NON KONVENSIONAL
SUMBER ENERGI 83
A. Bahan Pakan Sumber Energi Asal Umbi-umbian 83
B. Bahan Pakan Sumber Energi Asal Biji-bijian 110
C. Bahan Pakan Sumber Energi Asal Limbah 119
BAB 5. BAHAN PAKAN NON KONVENSIONAL
SUMBER PROTEIN 137
A. Bahan Pakan Non Konvensional Sumber Protein Asal
Tumbuhan 137
B. Bahan Pakan Non Konvensional Sumber Protein Asal
Hewan 183
BAB 6. BAHAN PAKAN NON KONVENSIONAL UNTUK
PAKAN TAMBAHAN 209
A. Bahan Pakan Non Konvensional Feed Suplement 209
B. Bahan Pakan Non Konvensional Feed Additive 258
DAFTAR PUSTAKA 263
INDEKS 277
Tabel 1.1. Perkiraan kebutuhan bahan baku unggas pada berbagai
tingkat produksi 2
Tabel 1.2. Perkembangan Produksi, Konsumsi, Impor dan Ekspor
Jagung di Indonesia 4
Tabel 1.3. Perkembangan rata-rata jagung di Jawa (Rp./kg) 6
Tabel 1.4. Perkembangan Harga Jagung di pasaran London
(US $/ton) 7
Tabel 1.5. Perkembangan nilai jagung ekspor Indonesia 7
Tabel 1.6. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung
selama Periode 1987-1996 8
Tabel 1.7. Konsumsi Pakan Ternak Indonesia 1996 – 2001 10
Tabel. 1.8. Produksi Tepung Ikan Beberapa Negara (per 1.000 MT) 10
Tabel 1.9. Produksi Tepung Ikan Indonesia 1994 – 1999 10
Tabel 2.1. Nilai energi bruto dari beberapa bahan makanan
sumber energi 28
Tabel 2.2. Kandungan protein dari beberapa bahan makanan
sumber protein 34
Tabel 2.3. Nilai vitamin dari beberapa bahan makanan
sumber vitamin 35
Tabel 2.4. Sumber tiamin 39
Tabel 2.5. Sumber riboflavin 40
Tabel 2.6. Sumber alam retinol dan provitamin A 47
Tabel 2.7. Bentuk dan sumber vitamin K 50
Tabel 2.8. Klasifikasi mineral esensial 52
Tabel 2.9. Sumber kalsium 54
Tabel 2.10. Sumber fosfor 55
Tabel 4.1. Kandungan nutrisi tepung umbi ubi jalar 90
Tabel 4.2. Kandungan asam amino tepung umbi ubi jalar 90
Tabel 4.3. Ekspor Ubi Kayu Indonesia Tahun 1990-1998 96
Tabel 4.4. Ekspor Tapioka (Pati Ubi Kayu) Indonesia Tahun
1990-1997 96
Tabel 4.5. Ekspor Tapioka (Pati Ubi Kayu) Indonesia Tahun 1997 97
Tabel 4.6. Kandungan nutrisi ubi kayu 102
Tabel 4.7. Kandungan asam amino ubi kayu 103
Tabel 4.8. Kandungan nutrisi onggok 106
Tabel 4.9. Kandungan nutrisi onggok terfermentasi 108
Tabel 4.10. Sifat fisik varietas sorghum 112
Tabel 4.11. Kandungan nutrisi sorghum dibandingkan dengan
jagung 114
Tabel 4.12. Kandungan tannin pada beberapa varietas sorghum 116
Tabel 4.13. Kandungan nutrisi isi rumen sapi 122
Tabel 4.14. Produksi tanaman pisang tahun 1989 126
Tabel 4.15. Perbandingan kandungan nutrisi tepung daun pisang
dengan bahan akan yang lain. 127
Tabel 4.16. Kandungan nutrisi tepung daun pisang 128
Tabel 5.1. Volume dan Nilai Ekspor Komoditi Bungkil Kelapa Sawit 140
Tabel 5.2. Kandungan nutrisi bungkil kelapa sawit 140
Tabel 5.3. Kandungan asam amino bungkil kelapa sawit 141
Tabel 5.4. Kandungan nutrisi tepung daun ubi kayu 146
Tabel 5.5. Kandungan asam amino tepung daun ubi kayu 147
Tabel 5.6. Kandungan nutrisi bungkil kacang tanah 154
Tabel 5.7. Kandungan nutrisi bungkil biji kapuk 156
Tabel 5.8. Negara dan jumlah produksi karet pada tahun 1996 159
Tabel 5.9. Struktur kimia bungkil biji karet 161
Tabel 5.10. Komposisi asam amino bungkil biji karet 162
Tabel 5.11. Kandungan nutrisi azolla 167
Tabel 5.12. Kandungan asam amino azolla 168
Tabel 5.13. Komposisi Zat makanan Mikroalga Anabaena azollae
dibandingkan dengan Scenedesmus sp, Spirulina, Kedele
dan Gandum (Maftuchah, Winaya dan Zainudin, 1999) 170
Tabel 5.14. Komposisi dan Kadar Asam Amino Mikroalga Anabaena
azollae (Maftuchah, Winaya dan Zainudin, 1999) 170
Tabel 5.15. Komposisi Zat Makanan Mikroalga Prokariot dan
Eukariot (g/100 g berat kering) Robinson and Toerien, 1986) 172
Tabel 5.16. Kandungan Nutrisi Salvinia molesta 177
Tabel 5.17. Hasil Formulasi Pakan Itik Periode Grower-Finisher
dengan Tiga Macam Skenario Harga Salvinia molesta 178
Tabel 5.18. Analisis Sensitifitas Harga Bahan Pakan untuk Penyusun
Pakan Itik Periode Grower-Finisher 179
Tabel 5.19. Kandungan nutrisi ampas kecap 180
Tabel 5.20. Kandungan asam amino ampas kecap 180
Tabel 5.21. Kandungan nutrisi tepung limbah katak 185
Tabel 5.22. Kandungan nutrisi tepung bekicot 190
Tabel 5.23. Kandungan asam amino daging bekicot 190
Tabel 5.24. Kandungan nutrisi tepung jangkrik 194
Tabel 5.25. Kandungan nutrisi tepung kupang 195
Tabel 5.26. Kandungan Nutrisi dalam Tepung Ikan 204
Tabel 5.27. Kandungan Nutrisi dalam Tepung Ikan Lemuru
UD. Sinar Terang 204
Tabel 5.28. Komposisi Nutrisi Kepala Udang (Penaeus Monodon) 207
Tabel 5.28. Komposisi Nutrisi Kepala Udang (Penaeus Monodon) 207
Tabel 6.1. Kandungan asam amino papain 215
Tabel 6.2. Kandungan nutrisi ekstrak temulawak 224
Tabel 6.3. Kandungan minyak atsiri ekstrak temulawak 225
Tabel 6.4. Kandungan nutrisi ekstrak bawang putih 237
Tabel 6.5. Penyusunan Pakan untuk Ayam Broiler berbasis Jagung
dan Kedelai 249
Tabel 6.6. Susunan Pakan Alternatif Berbasis Limbah dan Pakan
Nontradisional 249
Gambar 4.1. Jenis-jenis tanaman ubi jalar 84
Gambar 4.2. Umbi ubi kayu 92
Gambar 4.3. Proses pembuatan tepung ubi kayu 101
Gambar 4.4. Onggok 105
Gambar 4. 5. Tanaman dan biji sorgum (http//:www.nebraskaphotos.com
dan www.VictorySeeds.com) 111
Gambar 4.6. Sistem Pencernaan Protein Ruminansia 122
Gambar 4.7. Tanaman pisang 124
Gambar 4.8. Proses Pembuatan Susu Bubuk 130
Gambar 4.9. Beberapa Produk Susu di Pasaran 132
Gambar 4.10. Tanaman sagu (www.pacsoa.org.au/ palms/
Metroxylon/ sagu.jpg) 134
Gambar 4.11. Cara pengolahan sagu (www.raphaelk.co.uk) 134
Gambar 5.1. Tanaman kelapa sawit 138
Gambar 5.2. Proses pengolahan buah kelapa sawit 139
Gambar 5.3. Daun ubi kayu (http://botit.botany.wisc.edu) 145
Gambar 5.4. Bahan baku kacang tanah 150
Gambar 5.5. Volume dan Nilai Impor Kacang Tanah dari Indonesia 150
Gambar 5.6. Struktur anti tripsin 151
Gambar 5.7. Mekanisme interaksi antara tripsin dengan inhibitor 152
Gambar 5.8. Tanaman kapuk (www.ceiba.gov.do/2004/ images/
ceiba/ ceiba.jpg) 155
Gambar 5.9. Komposisi kimia siklopropinoid 157
Gambar 5.10. Tanaman karet dan bagannya 160
Gambar 5.11. Bagan reaksi hidrolisis linamarin 163
Gambar 5.12. Jenis-jenis tanaman azolla 166
Gambar 5.13. Jenis-jenis Anabaena 173
Gambar 5.14. Salvinia molesta dikutip dari
http://salvinia.er.usgs.gov/whl_plt_flt_cr_opt.jpg 176
Gambar 5.15. Proses Pembuatan Ampas Kecap dari Biji Kedelai 182
Gambar 5.16. Jenis-jenis katak 183
Gambar 5.17. Proses pengolahan limbah katak 184
Gambar 5.18. Kumpulan bekicot 187
Gambar 5.19. Jenis jangkrik 193
Gambar 6.1. Ragi tape dan bahan tape berupa ketan dan singkong 209
Gambar 6.2. Proses pembuatan ragi tape 210
Gambar 6.3. Buah pepaya 214
Gambar 6.4. Pemecahan protein oleh enzim papain 216
Gambar 6.5. Tanaman tapak dara 219
Gambar 6.6. Daun dan bunga tapak dara 220
Gambar 6.7. Senyawa alkaloid 221
Gambar 6.8. Tanaman temulawak 223
Gambar 6.9. Rimpang temulawak 225
Gambar 6.10. Komposisi kimia senyawa kurkuminoid 226
Gambar 6.11. Proses pembuatan tepung temulawak 229
Gambar 6.12. Tanaman kunyit 231
Gambar 6.13. Rimpang kunyit 232
Gambar 6.14. Tanaman bawang putih 235
Gambar 6.15. Umbi bawang putih 236
Gambar 6.16. Tanaman pegagan 238
Gambar 6.17. Bagian-bagian tanaman pegagan 239
Gambar 6.18. Buah delima 241
Gambar 6.19. Struktur Biji Kacang Kedelai 246
Gambar 6.20. Metode Kerja Enzim pada Kacang Kedelai serta
Target yang Dituju 247
Gambar 6.21. Rimpang Jahe Gajah, Jahe Emprit dan Jahe Merah 256