Dengan krisisnya akhlak dan moral di sekolah perlu memerlukan pendidikan tasawuf, karena pendidikan tasawuf selain menghidupkan kembali nilai-nilai Islam, pendidikan tasawuf juga sebagai jalan penyelamat untuk membentuk akhlak siswa serta menjadikan jiwanya sebagai jiwa yang selalu berjiwa taqwallah kepada Allah SWT.
Pendidikan tasawuf merupakan ilmu yang menyatu dengan jiwa siswa sehingga dapat mebina akahlak siswa menjadi akhlak mulia/sufi. Nilai-nilai tasawuf serta model tasawuf itu dapat mengisi jiwa siswa menjadi jiwa yang taat kepada Allah SWT, sedangkan model tasawuf dapat membentuk siswa menjadi siswa yang selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Puncak dari segala pendidikan tasawuf adalah mengenal Allah SWT.
Puncak dari segala ibadah yakni tidak lain adalah mengenal Allah. karena tak kenal makanya tak sayang, tak sayang makanya tak cinta, seperti pepatah jika seseorang hamba tidak mengenal Allah maka sama halnya langit yang tak ada bintangnya, yang tak ada bulan dan matahari, serta pohon yang tak berbuah. Sebaliknya jika seseorang hamba mengenal Allah kita ibaratkan langit yang ada bintangnya, ada bulan dan ada matahari serta pohon yang ada buahnya. Seperti halnya iman dan ihsan, iman dan ilmu, maka saling selaras hubunganya. Pendidikan di sekolah, Pesantren, SMP, SMA, serta perguruan tinggi perlu diberi benahan dan diberi jalan peneyalamat yakni adalah pendidikan tasawuf.
Kata Pengantar v
Daftar Isi xix
Bab 1 Agama Sebagai Realitas Sosial: Penghampiran
Epistemologi 3
A. Pendahuluan 3
B. Rekonstruksi Epistemologi Kajian Keagamaan 6
C. Penyatuan Pendekatan Empatik-Objektif 10
D. Menimbang Fenomenologi 13
E. Memahami Kembali Pengertian dan Pengalaman
Keagamaan 15
Bab 2 Menimbang Multikulturalisme dalam Kajian
Keagamaan 25
A. Pendahuluan 25
B. Genealogi dan Perkembangan: dari Pluralisme ke
Multikulturalisme 30
C. Agama, Konflik, dan Kekerasan 40
D. Studi Agama Berbasis Multikulturalisme dan Konstruksi
Budaya Nir-Kekerasan 52
Bab 3 Realitas Sosial Masyarakat Islam dalam Konstruksi
Etnografi 63
A. Pendahuluan 65
B. Beberapa Contoh Etnografi 73
C. Agenda Kajian Keagamaan 85
Bab 4 Mengkaji Agama sebagai Fenomena Ideologi dan
Gerakan Sosial: Kasus Gerakan Fundamentalisme
Agama 89
A. Pendahuluan 89
B. Pengertian dan Karakteristik Fundamentalisme 94
C. Fundamentalisme Agama Sebagai Fenomena Gerakan
Sosial: Suatu Tawaran Teoritik 103
D. Penutup 113
Daftar Pustaka 535